Sulitkah Memenuhi Standar GRI Laporan Keberlanjutan? Temukan Solusinya di Sini!

Sulitkah Memenuhi Standar GRI Laporan Keberlanjutan? Temukan Solusinya di Sini!

Keberlanjutan kini menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari operasional perusahaan. Sebagai respons terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan tuntutan tata kelola yang baik, banyak organisasi mulai mengambil langkah nyata untuk lebih transparan dan bertanggung jawab. Salah satu cara untuk menunjukkan komitmen ini adalah melalui laporan keberlanjutan. Laporan ini tidak hanya menjadi alat komunikasi strategis dengan pemangku kepentingan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Namun, tanpa panduan yang jelas, menyusun laporan keberlanjutan yang kredibel bisa menjadi tantangan tersendiri.

Global Reporting Initiative (GRI) hadir sebagai standar yang membantu perusahaan menyusun laporan keberlanjutan dengan cara yang terstruktur dan dapat dipercaya. Dengan menyediakan panduan lengkap yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, standar GRI memastikan bahwa laporan mencerminkan dampak yang paling material bagi perusahaan dan pemangku kepentingannya. 

Mengapa GRI Menjadi Standar Global?

Dalam upaya mendorong transparansi dan tanggung jawab, perusahaan di seluruh dunia menghadapi kebutuhan untuk melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial mereka secara komprehensif. Standar GRI Laporan Keberlanjutan telah menjadi salah satu kerangka pelaporan keberlanjutan yang paling diakui di tingkat internasional. Berdasarkan survei terbaru dari KPMG, sekitar 77% dari 250 perusahaan multinasional terbesar di dunia (G250) menggunakan Standar Global Reporting Initiative (GRI) untuk pelaporan keberlanjutan mereka. Selain itu, 71% dari 5.800 perusahaan terbesar di 58 negara (N100) juga menggunakan GRI Standards. Secara keseluruhan, 90% dari perusahaan-perusahaan besar yang melaporkan keberlanjutan memilih untuk menggunakan GRI Standards. Angka-angka ini menegaskan dominasi dan kepercayaan global terhadap GRI sebagai standar utama dalam pelaporan keberlanjutan.

Salah satu alasan utama Standar GRI Laporan Keberlanjutan menjadi standar global adalah pendekatan holistiknya dalam menyusun laporan keberlanjutan. Standar ini mencakup tiga kategori utama—ekonomi, lingkungan, dan sosial—dengan prinsip-prinsip yang memastikan laporan bersifat akurat, transparan, dan dapat dibandingkan secara internasional. GRI juga memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menyesuaikan laporan mereka sesuai dengan kebutuhan industri dan pemangku kepentingan spesifik. Selain itu, dengan terus diperbarui untuk mencerminkan perubahan regulasi dan isu global, Standar GRI Laporan Keberlanjutan tetap relevan sebagai alat strategis bagi perusahaan dalam membangun kepercayaan, memperkuat reputasi, dan memitigasi risiko keberlanjutan. Hal ini menjadikannya pilihan utama dalam pelaporan keberlanjutan di seluruh dunia.

Tantangan dalam Menggunakan GRI

Keberlanjutan telah menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan di seluruh dunia, terutama dalam menghadapi tekanan dari pemangku kepentingan untuk lebih transparan dan bertanggung jawab. Standar GRI Laporan Keberlanjutan menjadi kerangka kerja yang memberikan pedoman jelas bagi perusahaan untuk melaporkan dampak operasional mereka terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial. Namun, meskipun telah menjadi standar global yang diakui, penerapannya tidak lepas dari tantangan teknis dan operasional yang kompleks. Standar ini menuntut laporan yang transparan, akurat, dan mencakup aspek ekonomi, sosial, serta lingkungan. Bagi banyak perusahaan, menyusun laporan semacam ini sering kali menjadi tantangan besar karena membutuhkan proses yang terstruktur dan sumber daya yang signifikan.

Tantangan utama dalam menggunakan GRI tidak hanya terbatas pada pemahaman terhadap standarnya, tetapi juga melibatkan aspek teknis seperti pengumpulan data dan identifikasi isu materialitas yang relevan. Ketidaktepatan dalam menyusun laporan dapat berisiko menurunkan kredibilitas perusahaan di mata pemangku kepentingan. Oleh karena itu, penting untuk memahami detail tantangan ini sebelum mencari solusi yang efektif.

Kompleksitas penyusunan laporan sesuai GRI

Salah satu tantangan nya adalah kompleksitas penyusunan laporan yang sesuai dengan standar GRI terletak pada struktur dan cakupan laporannya. GRI membagi standar ke dalam tiga kategori utama: Universal Standards, Sector Standards, dan Topic Standards. Perusahaan tidak hanya harus memahami setiap elemen ini, tetapi juga memastikan bahwa laporan mereka mencakup semua aspek yang relevan dengan operasi dan dampaknya. Selain itu, prinsip-prinsip seperti akurasi, keseimbangan, dan konsistensi menjadi panduan yang harus diikuti untuk memastikan laporan memiliki kredibilitas tinggi.

Banyak perusahaan yang kesulitan untuk memastikan bahwa laporan mereka tidak hanya memenuhi kriteria teknis tetapi juga memberikan nilai strategis. Hal ini sering kali memakan waktu dan tenaga kerja yang besar karena melibatkan berbagai tim internal untuk mengumpulkan dan memverifikasi data. Kompleksitas ini membuat perusahaan membutuhkan panduan atau alat yang lebih efektif untuk mempermudah proses penyusunan laporan mereka.

Masalah pengumpulan data dan identifikasi isu materialitas

Selain kompleksitas ada juga pengumpulan data untuk laporan keberlanjutan yang sering menjadi kendala utama, terutama jika perusahaan belum memiliki sistem pelacakan data yang terintegrasi. Data yang diperlukan meliputi berbagai aspek seperti emisi karbon, konsumsi energi, pengelolaan limbah, dan kontribusi sosial. Tantangan ini semakin berat jika perusahaan memiliki operasional yang tersebar di berbagai lokasi, sehingga konsistensi dan validitas data menjadi isu yang harus diatasi.

Selain pengumpulan data, identifikasi isu materialitas menjadi langkah krusial tetapi tidak mudah. Perusahaan harus menentukan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang paling signifikan bagi mereka dan pemangku kepentingan. Tanpa analisis materialitas yang tepat, laporan keberlanjutan dapat kehilangan fokus dan relevansinya. Inilah sebabnya mengapa teknologi menjadi solusi yang menjanjikan untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan dalam pengumpulan data dan analisis materialitas secara efisien dan terorganisir.

Peran Teknologi dalam Sustainability Report Sesuai GRI

Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi kini menjadi solusi utama dalam menyusun Sustainability Report (SR) sesuai Standar GRI Laporan Keberlanjutan. Proses pelaporan yang kompleks—dari pengumpulan data, analisis, hingga visualisasi—dapat disederhanakan dengan teknologi canggih, seperti platform berbasis Artificial Intelligence (AI). Dengan bantuan teknologi, perusahaan dapat mempercepat waktu pengerjaan laporan tanpa mengorbankan akurasi atau kualitas. Teknologi memungkinkan perusahaan untuk menyusun laporan yang tidak hanya memenuhi standar tersebut tetapi juga relevan dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.

Selain itu, teknologi juga membantu perusahaan memenuhi tuntutan keberlanjutan global dengan lebih responsif. Alat-alat digital memungkinkan perusahaan untuk menyajikan data keberlanjutan secara transparan, mengelola risiko, dan merencanakan strategi keberlanjutan yang lebih efektif. Dengan adopsi teknologi, perusahaan dapat mengurangi tekanan operasional dan fokus pada pengambilan keputusan strategis berdasarkan data keberlanjutan yang komprehensif.

Bagaimana Teknologi Membantu Menyederhanakan Proses Pelaporan

Solusi berbasis teknologi tidak hanya menyederhanakan proses pelaporan yang kompleks, tetapi juga memastikan setiap tahapan dilakukan dengan presisi dan efisiensi. Dengan otomatisasi yang dirancang untuk memenuhi Standar GRI, perusahaan dapat mengintegrasikan data secara seamless dan menghasilkan laporan keberlanjutan yang relevan dan akurat. Perangkat berbasis AI, misalnya, dapat mengintegrasikan data dari berbagai departemen dalam waktu singkat, memungkinkan perusahaan menghemat waktu tanpa mengurangi kualitas pelaporan.

Teknologi juga menyediakan template standar dan panduan sesuai GRI, yang memudahkan perusahaan menyusun laporan dengan struktur yang terorganisir. Dengan fitur seperti analisis materialitas otomatis, teknologi membantu perusahaan mengidentifikasi isu-isu keberlanjutan yang paling penting bagi operasional mereka. Hasilnya, laporan yang lebih strategis dan fokus dapat dihasilkan dengan lebih efisien.

Contoh Alat Digital yang Mendukung Pelaporan Keberlanjutan

Dengan solusi berbasis teknologi yang terus berkembang, perusahaan dapat dengan mudah menjawab tantangan kompleksitas dalam pelaporan keberlanjutan. Berbagai alat digital kini tersedia untuk membantu menyederhanakan proses, memastikan laporan yang akurat, relevan, dan sesuai standar global seperti GRI. Reporthink.AI, sebagai platform berbasis AI generatif, hadir untuk membantu mengotomatisasi proses ini. Dengan fitur seperti analisis otomatis, narasi berbasis data, dan template yang terintegrasi dengan standar global, platform ini memungkinkan perusahaan menyusun laporan keberlanjutan secara efisien dan profesional.

Selain mendukung penyusunan laporan yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan, Reporthink.AI memastikan bahwa setiap elemen penting, mulai dari Universal Standards hingga Topic Standards, terakomodasi dalam laporan. Kombinasi teknologi canggih ini tidak hanya mempercepat waktu pengerjaan, tetapi juga meningkatkan kredibilitas laporan di tingkat global.

Di samping itu, alat seperti Tableau dan Power BI juga memainkan peran penting dalam memvisualisasikan data keberlanjutan melalui grafik interaktif dan diagram menarik. Dengan solusi ini, perusahaan dapat menyampaikan informasi keberlanjutan yang relevan secara lebih efektif, mematuhi regulasi lokal seperti POJK, dan memperkuat reputasi di mata investor dan mitra bisnis global.

Hubungi Kami
Reporthink.AI
Platform kami membantu perusahaan menghasilkan berbagai laporan yang berkualitas dan memenuhi standar global, mulai dari Sustainability Report, Annual Report, dan Quarterly Report.

Hubungi Kami

Telp
+6281 226 4141
Email
hello@reporthink.ai
Lokasi
Jl. Abdul Majid Raya No.36
Jakarta, Indonesia