Kenapa UKM Perlu Sustainability Report GRI? Ini Jawaban & Manfaatnya

Kenapa UKM Perlu Sustainability Report GRI? Ini Jawaban & Manfaatnya

Tren keberlanjutan kini menjadi standar global dalam dunia investasi, terutama di negara maju. Investor dituntut untuk menanamkan modal mereka secara bertanggung jawab, hanya pada perusahaan yang memiliki praktik bisnis yang ramah lingkungan dan sosial. Hal ini membuat keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif di pasar global. UKM di Indonesia pun tidak luput dari tren ini, terutama jika ingin menarik investor internasional atau menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar yang menerapkan standar keberlanjutan. Oleh karena itu, UKM perlu mulai menyusun Sustainability Report (SR) sebagai bentuk transparansi atas komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Namun, menyusun SR tidak bisa dilakukan sembarangan. Agar diakui oleh investor global, laporan ini harus mengikuti framework yang telah diakui secara internasional, salah satunya adalah Global Reporting Initiative (GRI). Framework ini membantu perusahaan menyusun laporan keberlanjutan yang lebih sistematis, terukur, dan sesuai dengan standar global. Sayangnya, membuat SR berbasis framework internasional bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang indikator keberlanjutan, pengelolaan data, serta strategi komunikasi yang efektif. Jumlah penulis bersertifikat yang memahami standar ini juga masih sangat terbatas, sehingga biaya jasa pembuatan SR cenderung mahal dan tidak terjangkau bagi banyak UKM.

UKM dan Standar GRI: Apakah Relevan?

Selama ini, standar GRI lebih sering dikaitkan dengan perusahaan besar. Namun, tren global menunjukkan bahwa UKM juga perlu menerapkan praktik keberlanjutan untuk meningkatkan daya saing mereka. Banyak UKM yang menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar kini dituntut untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan. 

Dengan memiliki Sustainability Report yang disusun berdasarkan standar GRI, UKM dapat meningkatkan kredibilitas bisnis mereka di tingkat global. Laporan yang transparan dan sesuai standar internasional memudahkan UKM dalam memenuhi persyaratan keberlanjutan yang semakin diperhatikan oleh investor dan mitra bisnis. Selain itu, UKM berpeluang lebih besar untuk mendapatkan akses ke pasar internasional, menjalin kerja sama dengan perusahaan global yang mencari rantai pasok berkelanjutan, serta mengakses pendanaan hijau yang diperuntukkan bagi bisnis yang menerapkan praktik keberlanjutan dalam operasional mereka.

Selain itu, konsumen semakin peduli terhadap keberlanjutan, dan UKM yang memiliki transparansi dalam praktik bisnisnya akan lebih dipercaya oleh pasar. Laporan keberlanjutan berbasis GRI dapat menjadi alat pemasaran yang efektif, menunjukkan komitmen UKM terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Dengan demikian, meskipun UKM tidak diwajibkan untuk menyusun laporan keberlanjutan, mereka tetap dapat memperoleh banyak manfaat dengan mengadopsi standar ini.

UKM memiliki banyak alasan kuat untuk menyusun Sustainability Report berbasis GRI Standards sebagai bagian dari strategi bisnis berkelanjutan mereka. Laporan ini meningkatkan reputasi di mata pelanggan dan mitra bisnis, serta membuka akses ke pasar baru yang menuntut praktik keberlanjutan. Selain itu, proses pelaporan membantu UKM meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi limbah, dan menghemat biaya jangka panjang. Dengan memahami dampak bisnis mereka, UKM dapat mengelola risiko dengan lebih baik serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Laporan keberlanjutan juga meningkatkan keterlibatan karyawan, transparansi perusahaan, serta mendorong inovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan.

Pendekatan Sederhana bagi UKM untuk Menyusun Laporan Berbasis GRI

Meskipun menyusun laporan keberlanjutan berbasis GRI terdengar kompleks, UKM dapat memulainya dengan pendekatan yang lebih sederhana. Salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi aspek materialitas, yaitu isu keberlanjutan yang paling relevan dengan bisnis mereka. UKM tidak perlu melaporkan seluruh indikator GRI, tetapi cukup fokus pada aspek yang memiliki dampak paling besar terhadap operasional mereka.

Selain itu, UKM dapat memanfaatkan data yang sudah tersedia dalam bisnis mereka, seperti penggunaan energi, pengelolaan limbah, atau dampak sosial dari aktivitas usaha. Data ini kemudian dapat disusun dalam format sederhana yang sesuai dengan kerangka GRI. Dengan pendekatan bertahap dan sistematis, UKM dapat mulai membangun Sustainability Report yang lebih efektif tanpa membebani operasional mereka.

Lakukan manajemen data yang sesuai dengan standar pelaporan keberlanjutan agar proses penyusunan Sustainability Report (SR) lebih efektif dan akurat. Salah satu tantangan terbesar dalam pembuatan laporan ini adalah kurangnya sistem manajemen data yang terstruktur dalam perusahaan, sehingga informasi yang dibutuhkan sering kali tersebar, tidak terdokumentasi dengan baik, atau sulit diakses. Tanpa pengolahan data yang baik, perusahaan berisiko menghadapi ketidakkonsistenan dalam pelaporan, kesalahan dalam analisis dampak, serta kesulitan dalam memenuhi standar global seperti GRI atau ESG. Dengan menerapkan sistem manajemen data yang rapi, perusahaan dapat lebih mudah mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi keberlanjutan secara transparan, meningkatkan kredibilitas laporan, serta mempercepat proses pelaporan yang semakin menjadi tuntutan dalam dunia bisnis modern.

Siapa Saja yang Menggunakan Standar GRI?

Standar Global Reporting Initiative (GRI) telah menjadi pedoman utama dalam penyusunan Sustainability Report (SR) bagi berbagai jenis organisasi, mulai dari perusahaan multinasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Usaha Kecil dan Menengah (UKM), hingga lembaga pemerintah dan organisasi nirlaba. Pengguna standar ini berasal dari berbagai industri, seperti manufaktur, energi, perbankan, hingga sektor jasa. Transparansi yang diberikan oleh GRI memungkinkan perusahaan untuk menyajikan laporan keberlanjutan yang lebih kredibel dan dapat dibandingkan secara global.

Selain perusahaan, investor dan mitra bisnis juga semakin menuntut standar keberlanjutan yang jelas dan terukur. Dengan mengadopsi standar GRI, organisasi dapat memenuhi ekspektasi pasar yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan dan sosial. Banyak perusahaan besar menggunakan GRI untuk memastikan bahwa rantai pasok mereka juga mematuhi prinsip keberlanjutan. Dengan demikian, bisnis yang menerapkan standar ini akan memiliki peluang lebih besar untuk menarik investor dan mitra strategis.

Bagaimana GRI Meningkatkan Transparansi, Kredibilitas, dan Reputasi Bisnis

Laporan keberlanjutan yang disusun berdasarkan standar GRI memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan informasi secara transparan mengenai dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari operasional mereka. GRI memiliki kerangka kerja yang jelas, membantu organisasi mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan dampak keberlanjutan mereka dengan cara yang dapat diverifikasi. Transparansi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan tetapi juga mempermudah perbandingan antar perusahaan dalam satu industri.

Selain transparansi, kredibilitas perusahaan juga meningkat dengan adanya standar yang teruji secara global. GRI membantu bisnis dalam menyusun laporan yang lebih akurat dan berbasis data, menghindari greenwashing atau klaim keberlanjutan yang tidak didukung bukti. Perusahaan yang memiliki Sustainability Report berbasis GRI sering kali mendapatkan nilai lebih dalam Environmental, Social, and Governance (ESG) rating, yang berkontribusi pada reputasi positif di pasar global.

Peran Pemerintah dan Lembaga Publik dalam Standar GRI

Pemerintah dan lembaga publik memiliki peran penting dalam mendorong adopsi standar GRI, baik sebagai regulator maupun sebagai entitas yang juga menerapkan standar keberlanjutan. Banyak negara telah mewajibkan perusahaan publik untuk menyusun laporan keberlanjutan, dengan GRI sebagai salah satu standar yang direkomendasikan. Di Indonesia, misalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK 51 telah mendorong perusahaan keuangan untuk menyusun Sustainability Report berbasis standar global.

Selain itu, banyak proyek pembangunan yang didanai oleh lembaga publik, seperti Bank Dunia dan PBB, mengharuskan penerima dana untuk menyusun laporan keberlanjutan yang mengacu pada standar GRI. Dengan demikian, standar ini tidak hanya menjadi alat pelaporan bagi perusahaan swasta tetapi juga menjadi instrumen yang digunakan oleh lembaga publik dalam mengukur dampak pembangunan yang berkelanjutan.

Optimalkan Laporan GRI Anda dengan AI

Teknologi telah memainkan peran besar dalam menyederhanakan penyusunan laporan keberlanjutan, termasuk dalam mengadopsi standar GRI. Dengan Artificial Intelligence (AI), perusahaan dapat mengotomatiskan proses pengumpulan data, mengidentifikasi indikator yang relevan, dan menyusun narasi yang sesuai dengan standar keberlanjutan global. AI juga membantu dalam menganalisis tren keberlanjutan dan memberikan wawasan tentang area yang perlu ditingkatkan.

Pemanfaatan AI dalam penyusunan laporan keberlanjutan tidak hanya menghemat waktu tetapi juga meningkatkan akurasi dan transparansi data. Dengan sistem otomatis, perusahaan dapat mengurangi kesalahan dalam pelaporan dan memastikan bahwa data yang disajikan telah terverifikasi. AI menjadi solusi yang tepat bagi UKM maupun perusahaan besar yang ingin menyusun laporan keberlanjutan secara lebih efisien.

Reporthink.AI Bantu UKM Buat Sustainability Report Standar GRI

Menyusun Sustainability Report berbasis GRI sering kali menjadi tantangan bagi UKM karena keterbatasan sumber daya dan pemahaman terhadap standar pelaporan. Untuk mengatasi hal ini, Reporthink.AI hadir sebagai solusi yang dapat membantu UKM dalam menyusun laporan keberlanjutan dengan lebih mudah. Platform ini menggunakan teknologi AI untuk menyederhanakan proses pelaporan, mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan laporan yang sesuai dengan standar GRI.

Dengan fitur otomatisasi dan analisis berbasis AI, Reporthink.AI memungkinkan UKM untuk menyusun laporan keberlanjutan tanpa perlu keahlian teknis yang mendalam. Selain itu, Reporthink.AI juga menawarkan demo gratis dan konsultasi untuk membantu perusahaan memahami bagaimana mereka dapat mulai menyusun laporan keberlanjutan mereka. Dengan pendekatan ini, UKM dapat lebih mudah mengadopsi standar GRI dan meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Hubungi Kami
Reporthink.AI
Platform kami membantu perusahaan menghasilkan berbagai laporan yang berkualitas dan memenuhi standar global, mulai dari Sustainability Report, Annual Report, dan Quarterly Report.

Hubungi Kami

Telp
+6281 226 4141
Email
hello@reporthink.ai
Lokasi
Jl. Abdul Majid Raya No.36
Jakarta, Indonesia